Film radiologi

Dalam pemeriksaan radiodiagnostik konvensional sangat diperlukan film radiografi, film ini merupakan alat yang dapat digunakan untuk mencatat gambaran secara permanen yang terbuat dari bahan – bahan khusus. Pembuatan film radiografi dilakukan dengan ketepatan dan prosedur kualitas yang tinggi, peralatan produksi yang digunakan harus bersih karena pengotoran atau kontaminasi walaupun hanya sedikit dapat mengurangi dan membatasi film sinar X yang menembus objek (Bushong, 2001).
    Untuk mendapatkan gambaran radiograf diperlukan bahan yang peka terhadap sinar X atau cahaya. Emulsi film merupakan bahan dasar yang digunakan untuk mencatat bayangan. Bahan ini merupakan suspensi dari garam yang peka cahaya atau perak halide yang diikat dengan gelatin.
            Struktur  film sinar X :
a.       Dasar film (film base)
    Dasar film base terbuat dari polyester atau cellulose triacetate yang memiliki tebal 150-250 mm. Film base harus memiliki sifat – sifat yang dapat menunjang fungsinya sebagai bahan pendukung lapisan lainnya. Sifat – sifat tersebut adalah flexible, kuat, tidak mudah terbakar, berwarna bening atau jernih dan diberi warna biru untuk memudahkan dalam melihat lapisan halasi untuk mengurangi pantulan cahaya dari lapisan emulsi dan lapisan khusus yang berguna mengurangi cahaya dari satu screen yang menembus film menuju screen lainnya yang dikenal dengan crossover effect (Bushong, 1988).
b.      Lapisan perekat
    Merupakan lapisan perekat antara film base dan lapisan emulsi. Fungsinya adalah untuk mencegah adanya gelembung udara atau perubahan bentuk mencegah adanya gelembung udara atau perubahan bentuk film ketika diproses dalam cairan pengolahan film (Carlton and Adler, 2001).
c.       Merupakan bahan yang sensitive terhadap foton atau cahaya yang digunakan untuk merekam atau mencatat gambar atau film. Terbuat dari perak Halide, seperti perak bromide ( AgBr ), perak lolida ( Agl ). Atom – atom dari krital perak iodobromida tersusun dalam bentuk kisi – kisi kubus. Tiap kristalnya berisi efek dimana ion perak ( Ag+ ) diletakkan dan bebas bergerak. Mobilitas ion inilah yang berperan penting dalam pembentukan bayangan laten. Perak halide tersebut dicampue dengan galatin. Galatin berasal dari matrik protein kulit atau tulang binatang yang berfungsi untuk :
1)      Menyerap air selama proses pengolahan film
2)      Menjaga suspensi bromide
3)      Mengikat film base dan film emulsi
4)      Membantu mencegah rekobinasi ion bromide setelah terkena eksposi (Robert and Smith, 1988)
5.      Proses pengolahan film
    Tujuan dari proses pengolahan film adalah untuk mengubah bayangan laten menjadi bayangan nyata yang permanen atau bayangan negative

0 Response to "Film radiologi"

Post a Comment